Senin, 21 Juli 2014

14 langkah menghafal alquran

Sesuatu yang paling berhak dihafal adalah Al Qur’an, karena Al Qur’an adalah Firman Allah, pedoman hidup umat Islam, sumber dari segala sumber hukum, dan bacaan yang paling sering diulang-ulang oleh manusia. Oleh Karenanya, seorang penuntut ilmu hendaknya meletakan hafalan Al Qur’an sebagai prioritas utamanya. Berkata Imam Nawawi : “ Hal Pertama (yang harus diperhatikan oleh seorang penuntut ilmu) adalah menghafal Al Quran, karena dia adalah ilmu yang terpenting, bahkan para ulama salaf tidak akan mengajarkan hadits dan fiqh kecuali bagi siapa yang telah hafal Al Quran. Kalau sudah hafal Al Quran jangan sekali- kali menyibukan diri dengan hadits dan fikih atau materi lainnya, karena akan menyebabkan hilangnya sebagian atau bahkan seluruh hafalan Al Quran. “ (Imam Nawawi, Al Majmu’,(Beirut, Dar Al Fikri, 1996) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66))
Di bawah ini beberapa langkah efektif untuk menghafal Al Qur’an yang disebutkan para ulama, diantaranya adalah sebagai berikut :
Langkah Pertama : Pertama kali seseorang yang ingin menghafal Al Qur’am hendaknya mengikhlaskan niatnya hanya karena Allah saja. Dengan niat ikhlas, maka Allah akan membantu anda dan menjauhkan anda dari rasa malas dan bosan. Suatu pekerjaan yang diniatkan ikhlas, biasanya akan terus dan tidak berhenti. Berbeda kalau niatnya hanya untuk mengejar materi ujian atau hanya ingin ikut perlombaan, atau karena yang lain.
Langkah Kedua : Hendaknya setelah itu, ia melakukan Sholat Hajat dengan memohon kepada Allah agar dimudahkan di dalam menghafal Al Qur’an. Waktu sholat hajat ini tidak ditentukan dan doa’anyapun diserahkan kepada masing-masing pribadi. Hal ini sebagaimana yang diriwayat Hudzaifah ra, yang berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا حزبه أمر صلى
“ Bahwasanya Rosulullah saw jika ditimpa suatu masalah beliau langsung mengerjakan sholat. “
Langkah Ketiga : Memperbanyak do’a untuk menghafal Al Qur’an.
Do’a ini memang tidak terdapat dalam hadits, akan tetapi seorang muslim bisa berdo’a menurut kemampuan dan bahasanya masing-masing. Mungkin anda bisa berdo’a seperti ini :
اللهم وفقني لحفظ القرآن الكريم ورزقني تلاوته أناء الليل وأطراف النهار على الوجه الذي يرضيك عنا يا أرحم الراحمين .
“Ya Allah berikanlah kepada saya taufik untuk bisa menghafal Al Qur’an, dan berilah saya kekuatan untuk terus membacanya siang dan malam sesuai dengan ridhal dan tuntunan-Mu , wahai Yang Maha Pengasih “.
Langkah Keempat : Menentukan salah satu metode untuk menghafal Al Qur’an. Sebenarnya banyak sekali metode yang bisa digunakan untuk menghafal Al Qur’an, Masing-masing orang akan mengambil metode yang sesuai dengan dirinya. Akan tetapi di sini hanya akan disebutkan dua metode yang sering dipakai oleh sebagian kalangan, dan terbukti sangat efektif :
Metode Pertama : Menghafal per satu halaman ( menggunakan Mushaf Madinah ). Kita membaca satu lembar yang mau kita hafal sebanyak tiga atau lima kali secara benar, setelah itu kita baru mulai menghafalnya. Setelah hafal satu lembar, baru kita pindah kepada lembaran berikutnya dengan cara yang sama. Dan jangan sampai pindah ke halaman berikutnya kecuali telah mengulangi halaman- halaman yang sudah kita hafal sebelumnya. Sebagai contoh : jika kita sudah menghafal satu lembar kemudian kita lanjutkan pada lembar ke-dua, maka sebelum menghafal halaman ke-tiga, kita harus mengulangi dua halaman sebelumnya. Kemudian sebelum menghafal halaman ke-empat, kita harus mengulangi tiga halaman yang sudah kita hafal. Kemudian sebelum meghafal halaman ke-lima, kita harus mengulangi empat halaman yang sudah kita hafal. Jadi, tiap hari kita mengulangi lima halaman : satu yang baru, empat yang lama. Jika kita ingin menghafal halaman ke-enam, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman dua, tiga, empat dan lima. Untuk halaman satu kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali. Jika kita ingin menghafal halaman ke-tujuh, maka kita harus mengulangi dulu empat halaman sebelumnya, yaitu halaman tiga, empat, lima, dan enam. Untuk halaman satu dan dua kita tinggal dulu, karena sudah terulangi lima kali, dan begitu seterusnya.
Perlu diperhatikan juga, setiap kita menghafal satu halaman sebaiknya ditambah satu ayat di halaman berikutnya, agar kita bisa menyambungkan hafalan antara satu halaman dengan halaman berikutnya.
Metode Kedua : Menghafal per- ayat , yaitu membaca satu ayat yang mau kita hafal tiga atau lima kali secara benar, setelah itu, kita baru menghafal ayat tersebut. Setelah selesai, kita pindah ke ayat berikutnya dengan cara yang sama, dan begiu seterusnya sampai satu halaman. Akan tetapi sebelum pindah ke ayat berikutnya kita harus mengulangi apa yang sudah kita hafal dari ayat sebelumnya. Setelah satu halaman, maka kita mengulanginya sebagaimana yang telah diterangkan pada metode pertama.
Untuk memudahkan hafalan juga, kita bisa membagi Al Qur’an menjadi tujuh hizb ( bagian ) :
  1. Surat Al Baqarah sampai Surat An Nisa’
  2. Surat Al Maidah sampai Surat At Taubah
  3. Surat Yunus sampai Surat An Nahl
  4. Surat Al Isra’ sampai Al Furqan
  5. Surat As Syuara’ sampai Surat Yasin
  6. Surat As Shoffat sampai Surat Al Hujurat
  7. Surat Qaf sampai Surat An Nas
Boleh juga dimulai dari bagian terakhir yaitu dari Surat Qaf sampai Surat An Nas, kemudian masuk pada bagian ke-enam dan seterusnya.
Langkah Kelima : Memperbaiki Bacaan.
Sebelum mulai menghafal, hendaknya kita memperbaiki bacaan Al Qur’an agar sesuai dengan tajwid. Perbaikan bacaan meliputi beberapa hal, diantaranya :
a/ Memperbaiki Makhroj Huruf. Seperti huruf ( dzal) jangan dibaca ( zal ), atau huruf ( tsa) jangan dibaca ( sa’ ) sebagaimana contoh di bawah ini :
ثم —— > سم / الذين —- > الزين
b/ Memperbaiki Harakat Huruf . Seperti yang terdapat dalam ayat-ayat di bawah ini :
1/ وَإِذِ ابْتَلَىإِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمات ( البقرة : 124 ) —- > )إبراهيمُ ﴾
2/ وَكُنْت ُ عَلَيْهِمْ شَهِيدًا مَا دُمْتُ فِيهِمْ فَلَمَّا تَوَفَّيْتَنِيكُنْتَ أَنْتَ الرَّقِيبَ عَلَيْهِمْ ( المائدة : 116 )
وَكُنْت ُ < ——— > كُنْتَ
3/ أَفَمَنْ يَهْدِي إِلَى الْحَقِّ أَحَقُّ أَنْيتَّبَعَ أَمْ مَنْ لَا يَهِدِّي إِلَّا أَنْ يُهْدَى (ونس : 35 ) —- > أم من لا يَهْدِي
4/ رَبَّنَا أَرِنَا الَّذَيْنِ أَضَلَّانَا مِنَالْجِنِّ وَالْإِنْسِ ( فصلت :29 ) —– > الَّذِين
5/ فَكَانَ عَاقِبَتَهُمَا أَنَّهُمَا فِيالنَّارِ خَالِدَيْنِ فِيهَا وَذَلِكَ جَزَاءُ الظَّالِمِينَ ﴾ الحشر: 17) —– > خالدِين فيها
Langkah Keenam : Untuk menunjang agar bacaan baik, hendaknya hafalan yang ada, kita setorkan kepada orang lain, agar orang tersebut membenarkan jika bacaan kita salah. Kadang, ketika menghafal sendiri sering terjadi kesalahan dalam bacaan kita, karena kita tidak pernah menyetorkan hafalan kita kepada orang lain, sehingga kesalahan itu terus terbawa dalam hafalan kita, dan kita menghafalnya dengan bacaan tersebut bertahun-tahun lamanya tanpa mengetahui bahwa itu salah, sampai orang lain yang mendengarkannya akhirnya memberitahukan kesalahan tersebut.
Langkah Ketujuh : Faktor lain agar bacaan kita baik dan tidak salah, adalah memperbanyak untuk mendengar kaset-kaset bacaan Al Qur’an murattal dari syekh yang mapan dalam bacaannya. Kalu bisa, tidak hanya sekedar mendengar sambil mengerjakan pekerjaan lain, akan tetapi mendengar dengan serius dan secara teratur. Untuk diketahui, akhir-akhir ini – alhamdulillah – banyak telivisi-telelivisi parabola yang menyiarkan secara langsung pelajaran Al Qur’an murattal dari seorang syekh yang mapan, diantaranya adalah acara di televisi Iqra’ . Tiap pekan terdapat siaran langsung pelajaran Al Qur’an yang dipandu oleh Syekh Aiman Ruysdi seorang qari’ yang mapan dan masyhur, kitapun bisa menyetor bacaan kita kepada syekh ini lewat telpun. Rekaman dari acara tersebut disiarkan ulang setiap pagi. Selain itu, terdapat juga di channel ” Al Majd “, dan channel- channel televisi lainnya. Acara-acara tersebut banyak membantu kita di dalam memperbaiki bacaan Al Qur’an.
Langkah Kedelapan : Untuk menguatkan hafalan, hendaknya kita mengulangi halaman yang sudah kita hafal sesering mungkin, jangan sampai kita sudah merasa hafal satu halaman, kemudian kita tinggal hafalan tersebut dalam tempo yang lama, hal ini akan menyebabkan hilangnya hafalan tersebut. Diriwayatkan bahwa Imam Ibnu Abi Hatim, seorang ahli hadits yang hafalannya sangat terkenal dengan kuatnya hafalannya. Pada suatu ketika, ia menghafal sebuah buku dan diulanginya berkali-kali, mungkin sampai tujuh puluh kali. Kebetulan dalam rumah itu ada nenek tua. Karena seringnya dia mengulang-ulang hafalannya, sampai nenek tersebut bosan mendengarnya, kemudian nenek tersebut memanggil Ibnu Abi Hatim dan bertanya kepadanya : Wahai anak, apa sih yang sedang engkau kerjakan ? “ Saya sedang menghafal sebuah buku “ , jawabnya. Berkata nenek tersebut : “ Nggak usah seperti itu, saya saja sudah hafal buku tersebut hanya dengan mendengar hafalanmu.” . “ Kalau begitu, saya ingin mendengar hafalanmu “ kata Ibnu Abi Hatim, lalu nenek tersebut mulai mengeluarkan hafalannya. Setelah kejadian itu berlalu setahun lamanya, Ibnu Abi Hatim datang kembali kepada nenek tersebut dan meminta agar nenek tersebut menngulangi hafalan yang sudah dihafalnya setahun yang lalu, ternyata nenek tersebut sudah tidak hafal sama sekali tentang buku tersebut, dan sebaliknya Ibnu Abi Hatim, tidak ada satupun hafalannya yang lupa. Cerita ini menunjukkan bahwa mengulang-ulang hafalan sangatlah penting. Barangkali kalau sekedar menghafal banyak orang yang bisa melakukannya dengan cepat, sebagaimana nenek tadi. Bahkan kita sering mendengar seseorang bisa menghafal Al Qur’an dalam hitungan minggu atau hitungan bulan, dan hal itu tidak terlalu sulit, akan tetapi yang sulit adalah menjaga hafalan dan mengulanginya secara kontinu.
Langkah Kesembilan : Faktor lain yang menguatkan hafalan adalah menggunakan seluruh panca indra yang kita miliki. Maksudnya kita menghafal bukan hanya dengan mata saja, akan tetapi dibarengi dengan membacanya dengan mulut kita, dan kalau perlu kita lanjutkan dengan menulisnya ke dalam buku atau papan tulis. Ini sangat membantu hafalan seseorang. Ada beberapa teman dari Marokko yang menceritakan bahwa cara menghafal Al Qur’an yang diterapkan di sebagian daerah di Marokko adalah dengan menuliskan hafalannya di atas papan kecil yang dipegang oleh masing-masing murid, setelah mereka bisa menghafalnya di luar kepala, baru tulisan tersebut dicuci dengan air.
Langkah Kesepuluh : Menghafal kepada seorang guru.
Menghafal Al Qur’an kepada seorang guru yang ahli dan mapan dalam Al Qur’an adalah sangat diperlukan agar seseorang bisa menghafal dengan baik dan benar. Rosulullah saw sendiri menghafal Al Qur’an dengan Jibril as, dan mengulanginya pada bulan Ramadlan sampai dua kali katam.
Langkah Kesebelas : Menggunakan satu jenis mushaf Al Qur’an dan jangan sekali-kali pindah dari satu jenis mushaf kepada yang lainnya.Karena mata kita akan ikut menghafal apa yang kita lihat. Jika kita melihat satu ayat lebih dari satu posisi, jelas itu akan mengaburkan hafalan kita. Masalah ini, sudah dihimbau oleh salah seorang penyair dalam tulisannya :
العين تحفظ قبل الأذن ما تبصر فاختر لنفسك مصحف عمرك الباقي .
“ Mata akan menghafal apa yang dilihatnya- sebelum telinga- , maka pilihlah satu mushaf untuk anda selama hidupmu.”
Yang dimaksud jenis mushaf di sini adalah model penulisan mushaf. Di sana ada beberapa model penulisan mushaf, diantaranya adalah : Mushaf Madinah atau terkenal dengan Al Qur’an pojok, satu juz dari mushaf ini terdiri dari 10 lembar, 20 halaman, 8 hizb, dan setiap halaman dimulai dengan ayat baru. Mushaf Madinah ( Mushaf Pojok ) ini paling banyak dipakai oleh para pengahafal Al Qur’an, banyak dibagi-bagikan oleh pemerintah Saudi kepada para jama’ah haji. Cetakan-cetakan Al Qur’an sekarang merujuk kepada model mushaf seperti ini. Dan bentuk mushaf seperti ini paling baik untuk dipakai menghafal Al Qur’an.
Di sana ada model lain, seperti mushaf Al Qur’an yang dipakai oleh sebagian orang Mesir, ada juga mushaf yang dipakai oleh sebagain orang Pakistan dan India, bahkan ada model mushaf yang dipakai oleh sebagian pondok pesantren tahfidh Al Qur’an di Indonesia yang dicetak oleh Manar Qudus , Demak.
Langkah Keduabelas : Pilihlah waktu yang tepat untuk menghafal, dan ini tergantung kepada pribadi masing-masing. Akan tetapi dalam suatu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, disebutkan bahwasanya Rosulullah saw bersabda :
إن الدين يسر ، ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه ، فسددوا وقاربوا و أبشروا ، واستعينوا بالغدوة والروحة وشئ من الدلجة
“ Sesungguhnya agama ini mudah, dan tidak ada yang mempersulit diri dalam agama ini kecuali dia akan capai sendiri, makanya amalkan agama ini dengan benar, pelan-pelan, dan berilah kabar gembira, serta gunakan waktu pagi, siang dan malam ( untuk mengerjakannya ) “ ( HR Bukhari )
Dalam hadist di atas disebutkan waktu pagi ,siang dan malam, artinya kita bisa menggunakan waktu-waktu tersebut untuk menghafal Al Qur’an. Sebagai contoh : di pagi hari, sehabis sholat subuh sampai terbitnya matahari, bisa kita gunakan untuk menghafal Al Qur’an atau untuk mengulangi hafalan tersebut, waktu siang siang, habis sholat dluhur, waktu sore habis sholat Ashar, waktu malam habis sholat Isya’ atau ketika melakukan sholat tahajud dan seterusnya.
Langkah Ketigabelas : Salah satu waktu yang sangat tepat untuk melakukan pengulangan hafalan adalah waktu ketika sedang mengerjakan sholat –sholat sunnah, baik di masjid maupun di rumah. Hal ini dikarenakan waktu sholat, seseorang sedang konsentrasi menghadap Allah, dan konsentrasi inilah yang membantu kita dalam mengulangi hafalan. Berbeda ketika di luar sholat, seseorang cenderung untuk bosan berada dalam satu posisi, ia ingin selalu bergerak, kadang matanya menengok kanan atau kiri, atau kepalanya akan menengok ketika ada sesuatu yang menarik, atau bahkan kawannya akan menghampirinya dan mengajaknya ngobrol . Berbeda kalau seseorang sedang sholat, kawannya yang punya kepentingan kepadanya-pun terpaksa harus menunggu selesainya sholat dan tidak berani mendekatinya, dan begitu seterusnya.
Langkah Keempatbelas : Salah satu faktor yang mendukung hafalan adalah memperhatikan ayat-ayat yang serupa (mutasyabih) . Biasanya seseorang yang tidak memperhatikan ayat-ayat yang serupa ( mutasyabih ), hafalannya akan tumpang tindih antara satu dengan lainnya. Ayat yang ada di juz lima umpamanya akan terbawa ke juz sepuluh. Ayat yang mestinya ada di surat Surat Al-Maidah akan terbawa ke surat Al-Baqarah, dan begitu seterusnya. Di bawah ini ada beberapa contoh ayat-ayat serupa ( mutasyabihah ) yang seseorang sering melakukan kesalahan ketika menghafalnya :
- ﴿ وَمَا أُهِلَّ بِهِ لِغَيْرِ اللَّهِ ﴾ البقرة 173 < ———— > ﴿ وَمَا أُهِلَّ لِغَيْرِ اللَّهِ بِهِ ) المائدة 3 ، والأنعام 145، و النحل 115
- ( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير الحق ) البقرة : 61
( إن الذين يكفرون بآيات اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّين بغير حق ) آل عمران : 21
( ذلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُوا يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ الأنبياء بغير حق ) آل عمرن : 112
Untuk melihat ayat –ayat mutasyabihat seperti ini secara lebih lengkap bisa dirujuk buku – buku berikut :
  • Duurat At Tanzil wa Ghurrat At Ta’wil fi Bayan Al Ayat Al Mutasyabihat min Kitabillahi Al Aziz , karya Al Khatib Al Kafi.
  • Asrar At Tikrar fi Al Qur’an, karya : Mahmud bin Hamzah Al Kirmany.
  • Mutasyabihat Al Qur’an, Abul Husain bin Al Munady
  • ‘Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur’an, karya Abu Dzar Al Qalamuni
Langkah Kelimabelas : Setelah hafal Al Qur’an, jangan sampai ditinggal begitu saja. Banyak dari teman-teman yang sudah menamatkan Al Qur’an di salah satu pondok pesantren, setelah keluar dan sibuk dengan studinya yang lebih tinggi, atau setelah menikah atau sudah sibuk pada suatu pekerjaan, dia tidak lagi mempunyai program untuk menjaga hafalannya kembali, sehingga Al-Qur’an yang sudah dihafalnya beberapa tahun di pesantren akhirnya hanya tinggal kenangan saja. Setelah ditinggal lama dan sibuk dengan urusannya, ia merasa berat untuk mengembalikan hafalannya lagi. Fenomena seperti sangat banyak terjadi dan hal itu sangat disayangkan sekali. Boleh jadi, ia mendapatkan ijazah sebagai seorang yang bergelar ” hafidh ” atau ” hafidhah “, akan tetapi jika ditanya tentang hafalan Al- Qur’an, maka jawabannya adalah nihil.
Yang paling penting dalam hal ini bukanlah menghafal, karena banyak orang bisa menghafal Al Qur’an dalam waktu yang sangat singkat, akan tetapi yang paling penting adalah bagaimana kita menjaga hafalan tersebut agar tetap terus ada dalam dada kita. Di sinilah letak perbedaan antara orang yang benar-benar istiqamah dengan orang yang hanya rajin pada awalnya saja. Karena, untuk menjaga hafalan Al Qur’an diperlukan kemauan yang kuat dan istiqamah yang tinggi. Dia harus meluangkan waktunya setiap hari untuk mengulangi hafalannya. Banyak cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an, masing-masing tentunya memilih yang terbaik untuknya. Diantara cara untuk menjaga hafalan Al Qur’an adalah sebagai berikut :
  • Mengulangi hafalan menurut waktu sholat lima waktu. Seorang muslim tentunya tidak pernah meninggalkan sholat lima waktu, hal ini hendaknya dimanfaatkan untuk mengulangi hafalannya. Agar terasa lebih ringan, hendaknya setiap sholat dibagi menjadi dua bagian, sebelum sholat dan sesudahnya. Sebelum sholat umpamanya :i sebelum adzan, dan waktu antara adzan dan iqamah. Apabila dia termasuk orang yang rajin ke masjid, sebaiknya pergi ke masjid sebelum adzan agar waktu untuk mengulangi hafalannya lebih panjang. Kemudian setelah sholat, yaitu setelah membaca dzikir ba’da sholat atau dzikir pagi pada sholat shubuh dan setelah dzkir sore setelah sholat Ashar. Seandainya saja, ia mampu mengulangi hafalannya sebelum sholat sebanyak seperempat juz dan sesudah sholat seperempat juz juga, maka dalam satu hari dia bisa mengulangi hafalannya sebanyak dua juz setengah. Kalau bisa istiqamah seperti ini, maka dia bisa menghatamkan hafalannya setiap dua belas hari, tanpa menyita waktunya sama sekali. Kalau dia bisa menyempurnakan setengah juz setiap hari pada sholat malam atau sholat-sholat sunnah lainnya, berarti dia bisa menyelesaikan setiap harinya tiga juz, dan bisa menghatamkan Al Qur’an pada setiap sepuluh hari sekali. Banyak para ulama dahulu yang menghatamkan hafalannya setiap sepuluh hari sekali.
  • Ada sebagian orang yang mengulangi hafalannya pada malam saja, yaitu ketika ia mengerjakan sholat tahajud. Biasanya dia menghabiskan sholat tahajudnya selama dua jam. Cuma kita tidak tahu, selama dua jam itu berapa juz yang ia dapatkan. Menurut ukuran umum, kalau hafalannya lancar, biasanya ia bisa menyelesaikan satu juz dalam waktu setengah jam. Berarti, selama dua jam dia bisa menyelesaikan dua sampai tiga juz dengan dikurangi waktu sujud dan ruku.
  • Ada juga sebagian teman yang mengulangi hafalannya dengan cara masuk dalam halaqah para penghafal Al Qur’an. Kalau halaqah tersebut berkumpul setiap tiga hari sekali, dan setiap peserta wajib menyetor hafalannya kepada temannya lima juz berarti masing-masing dari peserta mampu menghatamkan Al Qur’an setiap lima belas hari sekali. Inipun hanya bisa terlaksana jika masig-masing dari peserta mengulangi hafalannya sendiri-sendiri dahulu.
Referensi:
  1. Hadist riwayat Abu Daud ( no : 1319 ), dishohihkan oleh Syekh Al Bani dalam Shohih Sunan Abu Daud , juz I, hal. 361
  2. Untuk mengetahui secara lebih lengkap tentang derajat hadits tersebut bisa dirujuk : Abu Umar Abdullah bin Muhammad Al Hamadi, Al Asinatu Al Musyri’atu fi At Tahdhir min As Solawat Al Mubtadi’ah, ( Kairo, Maktabah At Tabi’in, 2002 ) Cet Pertama, hal. 97 -120
  3. Ibid, hal.21-39
  4. Abu Abdur Rahman Al Baz Taufiq, Ashal Nidham Li Hifdhi Al Qur’an, ( Kairo, Maktabah Al Islamiyah, 2002 ) Cet. Ke-Tiga, Hal. 13
  5. Ali bin Umar Badhdah, Kaifa Tahfadu Al Qur’an, hal. 6
  6. Ibid. hal 12
  7. Abu Dzar Al Qalamuni, ‘Aunu Ar Rahman fi Hifdhi Al Qur’an, ( Kairo, Dar Ibnu Al Haitsam, 1998 ) Cet Pertama, hal.16
  8. Abu Abdur Rahman Al Baz Taufiq, Op. Cit, Hal. 15
  9. Imam Nawawi, Al Majmu’,( Beirut, Dar Al Fikri, 1996 ) Cet. Pertama, Juz : I, hal : 66

11 Tips Agar Santri/calon santri betah.

11 Tips Agar Santri Atau Calon Santri Betah Belajar Di Pondok Pesantren.

Keinginan untuk memiliki anak yang Shaleh dan keterbatasan waktu orangtua untuk mendidik anaknya dirumah merupakan beberapa alasan (motivasi) para calon wali santri untuk memasukkan anaknya ke Pendidikan Pesantren. Namun terkadang,Kekhawatiran dengan kondisi lingkungan yang kurang baik,dan kesiapan anak yang akan menjalani program pendidikan berbasis Boarding School tersebut belum selamanya mendukung. Sehingga ada beberapa orangtua yang sedikit “memaksa” agar anaknya mau nyantri, padahal anaknyya belum mendapatkan gambaran tentang seperti apa dan bagaimana kehidupan di Pesantren. Akibatnya, anak yang didambakan mampu mengenyam pendidikan pesantren dengan baik, ternyata minta pulang dengan alasan tidak betah dan sebagainya.

Nah, apakah ada cara agar santri atau calon santri betah nyantri di Pesantren.? Tentu ada, dan Insya Allah pada postingan kali ini tim Redaksi Hisab Pati akan menawarkan beberapa tips atau langkah langkah agar santri atau calon santri betah belajar di Pondok Pesantren. Terutama bagi calon wali santri yang baru saja ingin memasukkan anaknya ke Pesantren, khususnya Pesantren Modern. Berikut ini adalah caranya :

1. Berdoa kepada Allah SWT.

 

Mungkin anda akan berkata, kenapa setiap cara selalu saja poin pertama berdoa, apa tidak ada yang lain. Kami harus menjawab memang kemanapun kita pergi dan apapun pekerjaan yang ingin kita lakukan tetap tidak boleh melupakan hal yang satu ini, yaitu berdoa. Ini senjata seorang mukmin yang bisa kita andalkan dimanapun dan untuk apapun. Konon fir'aun pun setiap malam berdoa untuk kelanggengan kerajaannya sehingga pada suatu malam dia ketiduran tidak sempat berdoa. Esok harinya dia tenggelam dalam laut merah.

Makanya kalau anda ingin terus dapat menetap di pesantren harus sering-sering berdoa, mintakan juga orang tua dan kerabat untuk mendukung anda dalam hal ini. biasa ini sangat ampuh dan banyak orang telah membuktikan.

sedangkan bagi anda orang tua, jika punya anak di pesantren dan dia sudah tidak lagi betah, maka saran kami berdoalah sebanyak-banyaknya kepada Allah supaya diberi hidayah dan taufik kepada anak anda. ingat, doa orang tua tidak ada hijab, pasti terkabul.

2. Sudah Mandiri.

 

Kehidupan di Pesantren lebih banyak aktifitas yang sifatnya mandiri, untuk itu calon santri harus lebih siap dan sudah terbiasa dengan pola hidup mandiri. Misalkan dirumah sudah terbiasa mencuci baju sendiri, mencuci piring bekas makan sendiri, sudah bisa masak dengan menu sederhana, dan merapikan tempat tinggal atau kamar tanpa harus diminta oleh orangtua. Kebiasaan hidup yang sudah mandiri seperti ini Insya Allah akan lebih membantu calon santri untuk menjalani aktifitas di Pesantren.


3. Terbiasa Disiplin.

 

Sudah tidak diragukan lagi, kedisiplinan sudah menjadi salah satu icon yang dimiliki oleh Pesantren, maka bagi calon santri yang akan menjalani pendidikan di Pesantren, ia harus siap dan terbiasa disiplin. Kedisiplinan ini dapat dibangun ketika sang anak masih bersama orangtua, misalkan anak dilatih untuk bangun diwaktu Shubuh atau sebelum shubuh (untuk melakukan shalat tahajud), shalat lima waktu dengan tepat waktu, tidak terlambat berangkat ke sekolah, menjaga kerapihan baik penampilan maupun tempat tinggal,  tidak suka terlambat, dan terbiasa hidup lebih teratur.


4. Jangan sering pulang/ dikunjungi orang tua.



Seringkali seorang santri pindah atau tidak lagi betah di Pondok Pesantren karena keseringan pulang kampung. Sering pulang akan menyebabkan seorang santri itu lupa segala pantangan yang ada di dayah/pesantren. Misalnya, tidak boleh nonton TV, internetan, dan lain-lain. Nah, ketika pulang biasanya mereka mengqadha segala pantangan yang tidak boleh sebelumnya itu. Pada akhirnya ini akan menyebabkan kemalasan untuk kembali lagi ke pesantren, karena akan hilang kesenangannya yang ada di kampung.

Makanya kebanyakan orang itu menuntut ilmu itu di tempat yang jauh, agar tidak mudah untuk pulang.

Untuk beberapa kondisi tertentu (terutama bagi santri cilik dan yang belum sepenuhnya siap), terlalu sering dijenguk merupakan hal yang kurang baik karena akan mengganggu kosentrasi santri, dan menyebabkan santri ingin pulang ikut bersama orangtuanya yang menjenguk. Saran terbaik untuk waktu besuk adalah sebulan sekali.

5. Mampu bergaul.

 

Anak yang memiliki kesulitan didalam bergaul biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama untuk beradaptasi dengan lingkungan pesantren. Apalagi yang akan ditemui adalah teman-teman yang semuanya belum dikenal. Maka dalam hal ini calon santri haru memiliki keberanian dan kemampuan untuk memperkenalkan diri, dan lebih terbuka. Sebagai permulaan, santri bisa mencatat nama-nama teman barunya seserta alamatnya didalam buku hariannya, sehingga ia lebih cepat hafal nama-nama teman barunya.


6. Berani dan Percaya Diri.

 

Memiliki Keberanian dan Percaya Diri yang baik dapat membantu memudahkan didalam menjalani aktifitas di Pesantren. Berani dalam hal berkomunikasi dengan teman baru atau Ustadz yang baru dikenal. Percaya Diri atau dengan istilah tren nya Pede, dibutuhkan didalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Pesantren. Misalkan Latihan Pidato (muhadloroh), Latihan Pramuka, latihan berbahasa Arab dan Inggris, dan lain sebagainya.


7. Sehat jasmani dan Rohani.

 

Salah satu syarat untuk masuk Pesantren adalah adanya surat keterangan sehat dari dokter. Informasi ini penting, karena akan sangat sulit jika santri harus ikut kegiatan Pesantren yang begitu padat sementara kondisi santri tidak memungkinkan. Bayangkan jika santri terlalu sering pulang dengan alasan sakit, karena keseringan sakit dan pulang maka keputusan untuk keluar Pesantren bukan tidak mungkin harus diambil.
Santri juga harus bersih dari riwayat kurang baik yang kaitannya dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang, kecuali sudah ada keterangan dan rekomendasi dari lembaga yang berwenang. Dikhawatirkan, jika masih belum betul-betul sembuh maka santri akan kembali mengkonsumsinya bahkan akan mengajak santri lainnya untuk menggunakan narkoba. Na’udzubillah. Selain itu, santri juga tidak memiliki keterbelakangan mental, sehingga santri mampu menyerap ilmu yang dipelajari di Pesantren.


9. Memiliki gambaran tentang Pesantren.

 

Calon santri terlebih dahulu harus mengetahui tentang gambaran kehidupan pesantren, mulai dari bangun tidur sampai kembali tidur. Santri harus memahami tata tertib pesantren  dan disiplin yang berlaku, sehingga didalam menjalaninya tidak kaget, karena sudah dipersiapkan. Sebelum memutuskan diri untuk mendaftar di Pesantren, maka disarankan untuk melakukan survey dan kunjungan terlebih dahulu ke lokasi pesantren yang akan dipilih, agar semakin yakin dan mantap.


10. Keinginan Calon santri lebih kuat.

 

Terkadang ada santri yang masuk Pesantren bukan atas dasar keinginannya sendiri, tetapi kehendak dari orangtuanya. Boleh-boleh saja orangtua memiliki keinginan untuk memasukkan anaknya ke Pesantren, tetapi upayakan niat itu muncul dari dalam diri sang anak. Karena yang akan menjalani pendidikan adalah anak. Akan sangat baik hasilnya jika memang sang anak yang meminta untuk dimasukkan ke Pesantren. Salah satu cara agar anak tertarik kepada dunia Pesantren dan keinginan itu muncul adalah dengan cara mulai memperkenalkan pesantren sedini mungkin, misalkan saat anak masih duduk dibangku kelas 4 atau 5, sudah dikenalkan dengan Pesantren.


11. Bertawakkal kepada Allah SWT.



Ini jalan terakhir yang harus anda tempuh jika ingin menetap di pesantren, berserah dirilah kepada Allah SWT. karena Dialah sebaik-baik pengatur, serahkan segala urusan kepadaNya seorang.

Jangan lupa Bersedekah untuk santri

Ini merupakan amanat Seorang guru kepada kami pada suatu hari. Beliau menyebutkan salah satu faktor kenapa beliau bisa menetap begitu lama di pesantren dan sukses adalah karena orang tuanya dulu sangat gemar membantu santri. Setiap santri yang pulang kampung halaman pasti di suruh singgah di warungnya dan ditraktir besar-besaran. Banyak juga kawan kami yang mempraktekkan hal ini dan berhasil. Ingat motto, cintailah agama, niscaya agama akan mencintai anda.

Demikianlah beberapa langkah-langkah agar calon santri mampu bertahan dan beradaptasi dengan cepat di lingkungan barunya Pondok Pesantren. Mudah-mudahan tulisan ini dapat membantu anda para orangtua yang belum menemukan formula yg tepat agar anak siap untuk mendapatkan pendidikan di Pondok Pesantren.

Semoga Bermanfaat.

Jumat, 18 Juli 2014

Tips Memilih Sekolah

Tips Memilih Sekolah

Setiap menjelang tahun ajaran baru, hampir semua orang tua bingung mencari sekolah yang tepat untuk putra putrinya.Setiap orangtua tentu ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk buah hatinya.Berikut beberapa tips memilih sekolah baik.
1. Lingkungan Sekolah
Kenapa lingkungan perlu diperhatikan ketika kita memilih sekolah ?
Karena lingkungan juga bisa mempengaruhi kelancaran pendidikan.Lingkungan yang bising bisa mengganggu proses belajar mengajar.Demikian pula dengan lingkungan yang perilaku penghuninya tidak Islami ,bisa memberi pengaruh tidak baik kepada anak didik. Yang perlu juga diperhatikan dalam hal ini adalah kebersihan dan ketertiban lingkungan sekolah.
2.OUTPUT
Menilai sekolah ideal atau tidak, bisa juga dengan cara melihat kualitas alumninya, sebab mereka adalah produk dari lembaga tersebut.Meski tidak ada jaminan sekolah yang baik alumninya secara keseluruhan pasti baik.Namun jika secara kuantitas alumninya rata-rata baik, sekolah tersebut layak diperhitungkan.Sebaliknya, jika siswa yang masuk berkualitas , namun kelulusannya biasa-biasa saja, brarti sekolah tersebut tidak baik.
3. PROFIL GURU
Profil pendidik perlu juga diketahui ntuk melihat kompetensi mereka.Ini tidak bisa hanya terpaku kepada gelar akademis saja ,karena tidak sedikit mereka yang tidak menyukai bidang yang digeluti.Termasuk dalam kompetensi ini adalah perilaku pendidik .Karena yang perlu diambil oleh siswa dari guru bukan hanya ilmunya namun juga akhlaqnya.
4. KURIKULUM
Yang harus dipetimbangkan dalam memilih sekolah adalah kurikulum pembelajaran .Disini kita bisa mengetahui prosentase pendidikan ke-Islaman dan materi apa yang menjadi prioritas sekolah.Termasuk dalam lingkup ini metode pendidikan serta misi dan visi lembaga pendidikan.
5.FASILITAS
Selain beberapa hal di atas yang perlu juga dipertimbangkan dalam memilih sekolah adalah fasilitas yang disediakan.Tentunya yang dimaksud disini adalah fasilitas yang mendukung program pendidikan, karena ada pula sekolah-sekolah yang menyediakan banyak fasilitas walau sebenarnya fasilitastersebut tidak selalu mendukung proses tersebut.
6. BIAYA
Faktor biaya juga perlu diperhitungkan terutama bagi orangtua yang penghasilannya pas-pasan.Hendaknya walimurid memilih sekolah yang pembiayaannya terjangkau oleh kemampuan ekonominya.Yang masuk dalam hal ini adalah biaya transportasi, uangsaku,perlengkapan sekolah dan lain-lain.

Kiat Membangkitkan Anak Masuk Pesantren

sahabatku, inilah kiat membangkitkan semangat anak-anak kita untuk belajar agama dan masuk pondok Pesantren:
  1. Sering-sering diajak menghadiri majlis ilmu dan zikir
  2. Bersilaturahim dengan ulama yang istiqomah
  3. Biasakan anak kita tumbuh dalam kesenangan ibadah dengan kita sebagai orang tua menjadi teladan bagi mereka, seperti berjamaah di masjid, mengunjungi rumah yatama, sedekah untuk faqir miskin dan sebagainya
  4. Kisahkan tentang hidup para Rasul yang mulia dan kisah-kisah orang-orang sholeh yang sukses, 
  5. Kunjungi pondok Pesantren, pertemukan dengan anak-anak santri yang punya keistimewaan, seperti pintar bahasa arab dan inggris
  6. Makan rizki yang halal adalah cikal bakal generasi yang sholeh
  7. Doa orang tua terutama di penghujung malam mustajab.
"SubhanAllah, semoga anak cucu keturunan kita menjadi generasi cerdas, suci dab bertakwa sebagai pewaris para nabi... Aamiin".

srategi pembinaan kepribadian santri

A. Aspek Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Allah
1. Aspek Keimanan terhadap Allah
Kata iman juga berasal dari kata kerja amina-yumanu-amanan yang berarti
percaya. Oleh karena itu iman berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak
dalam hati. Dalam surat al-Baqarah 165 dikatakan orang beriman adalah orag
yang amat sangat cinta kepada Allah.Oleh karena iu beriman kepada Allah berarti
amat sangat terhadap ajaran Allah yaitu al-Quran. 1
Iman atau kepercayaan merupakan dasar utama seseorang dalam memeluk
sesuatu agama karena dengan keyakinan dapat membuat orang untuk melakukan
apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang oleh keyakinannya tersebut atau
dengan kata lain iman dapat membentuk orang jadi bertaqwa.
Pada setiap agama, keimanan merupakan unsur pokok yang harus dimiliki
oleh setiap penganutnya. Jika kita ibaratkan dengan sebuah bangunan, keimanan
adalah pondasi yang menopang segala sesuatu yang berada diatasnya, yang kokoh
tidaknya bangunan itu sangat tergantung pada kuat tidaknya pondasi tersebut.
Meskipun demikian, keimanan saja tidak cukup. Ia harus diwujudkan dengan
amal perbuatan yang baik, yang sesuai dengan ajaran agama yang kita anut.
1 Damar P. Sekar W dan Saroni, http://tafany.wordpress.com/2008/03/20/k…
115
Keimanan tidaklah sempurna, jika diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan
dibuktikan dalam segala perilaku kehidupan sehari hari.
Dalam Islam manusia tidak hanya dituntut beriman (percaya) saja, dan
rukun-rukun iman yang enam itu bukan hanya menjadi sologan, akan tetapi Islam
menuntut agar iman itu dibuktikan dalam perbuatan nyata. Sedangkan
pembuktian atau realisasi dari iman itu adalah mengerjakan semua petunjuk atau
perintah dan menjauhi semua yang dilarang oleh Allah dan Rosulnya
sebagaimana yang telah disingalir dalam al-Quran dan Hadits. 2
2. Aspek ketaqwaan terhadap Allah
Taqwa berasal dari kata waqa, yaqi , wiqayah, yang berarti takut, menjaga,
memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologis tersebut, maka
taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam
pengamalan ajaran agama Islam secara utuh dan konsisten ( istiqomah ).3
Karakteristik orang orang yang bertaqwa, secara umum dapat dikelompokkan
kedalam lima kategori atau indikator ketaqwaan, antara lain :
a. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab kitab dan para nabi. Dengan kata
lain, instrument ketaqwaan yang pertama ini dapat dikatakan dengan
memelihara fitrah iman.
b. Mengeluarkan harta yang dikasihnya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang
miskin, orang-orang yang terputus di perjalanan, orang- orang yang meminta-
2 Yunus, Mohamad, Pendidikan Agama Islam untuk SLTP, (Jakarta, Erlangga : 1997), 35.
3 Azra, Azyumardi, dkk. Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta,.
Departemen Agama RI : 2002), 20.
minta dana, orang-orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi
kewajiban memerdekakan hamba sahaya. Indikator taqwa yang kedua ini,
dapat disingkat dengan mencintai sesama umat manusia yang diwujudkan
melalui kesanggupan mengorbankan harta.
c. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat, atau dengan kata lain, memelihara
ibadah formal.
d. Menepati janji, yang dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan
diri.
e. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain
memiliki semangat perjuangan. 4
Dari hasil wawancara dengan asatidz / guru5 dalam penanaman aspek
keimanan dan ketaqwaan ini, maka upaya atau strategi Pondok Pesantren
Nazhatut Thullab adalah dengan mengajarkan pelajaran-pelajaran dan kitab-kitab
yang berhubungan dengan aspek keimanan dan ketaqwaan tersebut, seperti
pelajaran tauhid, fiqh dan lain sebagainya.
Upaya dan strategi tersebut adalah agar santri meyakini, mengakui dan
mempercayai bahwa Allah memiliki segala sifat kesempurnaan dan sunyi dari
sifat kelemahan. Kemudian dengan keyakinan itu mereka mau dan mampu
mengerjakan apa yang diperintahkan dan meninggalkan yang dilarang.

tips mendidik anak dgn cara islam

tips mendidik anak


Salah satu amal yang tidak pernah terputus pahalanya sekalipun kita telah meninggalkan dunia ini adalah anak yang shaleh. Doa anak yang shaleh merupakan salah satu doa yang insya Allah pasti terkabul. Karenanya, orangtua harus mendidik anak dengan sebaik-baiknya. Jika tidak, anak akan tumbuh menjadi seorang yang berkepribadian rusak dan hancur yang pada gilirannya akan merugikan orangtua itu sendiri.
Sesungguhnya memang tidak mudah memikul beban untuk membesarkan anak hingga menjadi pribadi yang kita harapkan dapat meraih sukses dunia dan akhirat. Semua butuh kesabaran, kerja keras, keikhlasan, dan masih banyak lagi. Tanpa bermaksud menyederhanakan, berikut beberapa tips yang diaplikasikan oleh orangtua yang disarikan dari tata cara mendidik anak ala Rasulullah Saw.
1. Menanamkan Nilai-nilai Ketauhidan
Mengajarkan tauhid kepada anak, mengesakan Allah dalam hal beribadah kepada-Nya, menjadikannya lebih mencintai Allah daripada selain-Nya, tidak ada yang ditakutinya kecuali Allah. Selain itu, orangtua harus menekankan bahwa setiap langkah manusia selalu dalam pengawasan Allah Swt. dan penerapan konsep tersebut adalah dengan berusaha menaati peraturan dan menjauhi larangan-Nya. Terlebih dahulu, orangtua selaku guru (pertama) bagi anak-anaknya harus mampu menyesuaikan tingkah lakunya dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Ini adalah pendidikan yang paling urgen di atas hal-hal penting lainnya.
2. Menjadi Sahabat dan Mendidik dengan Keteladanan
Setiap anak akan belajar dari lingkungannya dan dalam hal ini lingkungan keluarga akan sangat berpengaruh pada perkembangan kepribadiannya. Orang-orang di sekelilingnya akan menjadi model dan contoh dalam bersikap. Sudah selayaknyalah orangtua memberi keteladanan kepada anak-anaknya. Para orangtua sebaiknya memberikan contoh yang baik sesuai dengan nasihat dan ucapannya kepada para anaknya. Akan sangat lucu jika yang disampaikan orangtua kepada anak-anaknya ternyata tidak dilakukan oleh orangtua itu sendiri. Dalam Islam, keteladanan dari orangtua sangat menentukan terlebih di zaman sekarang media tontonan tidak dapat diharapkan menjadi contoh yang baik bagi pembentukan akhlak anak-anak muslim.
3. Mendidik dengan Kebiasaan
Suatu kebaikan harus dimulai dengan pembiasaan. Anak harus dibiasakan bangun pagi agar mereka gemar melaksanakan shalat Subuh. Anak harus dibiasakan ke masjid agar mereka gemar melakukan berbagai ritual ibadah di masjid. Pembiasaan itu harus dimulai sejak dini, bahkan pembiasaan membaca Al-Quran pun bisa dimulai sejak dalam kandungan. Pembiasaan shalat pada anak harus sudah dimulai sejak anak berumur tujuh tahun.
4. Menumbuhkan Rasa Percaya Diri Anak
Sebagai upaya menumbuhkan rasa percaya diri anak, Rasulullah Saw. menggunakan beberapa cara berikut. Saat sedang berpuasa, Rasulullah mengajak anak-anak bermain sehingga siang yang panjang terasa cepat. Anak-anak akan menyongsong waktu berbuka dengan gembira. Hal ini juga membuat anak memiliki kepercayaan diri sehingga sanggup berpuasa sehari penuh. Sering membawa anak-anak ke majelis orang dewasa, resepsi, atau bersilaturahim ke rumah saudara sebagai upaya menumbuhkan kepercayaan diri sosialnya. Mengajari Al-Quran dan As-Sunnah serta menceritakan sirah nabi untuk meningkatkan kepercayaan diri ilmiahnya. Menanamkan kebiasaan berjual-beli untuk meningkatkan kepercayaan diri anak terkait ekonomi dan bisnis. Di samping itu, sejak dini anak akan terlatih mandiri secara ekonomi.
5. Memotivasinya Anak Berbuat Baik
Seorang anak, meski kecil, juga terdiri dari jasad dan hati. Mereka dilahirkan dalam keadaan bersih dan suci sehingga hatinya yang putih dan lembut itu pun akan mudah tersentuh dengan kata-kata yang hikmah. Anak-anak, terutama pada usia emas (golden age), cenderung lebih mudah tersentuh oleh motivasi ketimbang ancaman. Karenanya, hendaknya orangtua tidak mengandalkan ancaman untuk mendidik buah hati. Ketimbang mengancam, lebih baik orangtua memotivasi anak dengan mengatakan bahwa kebaikan akan mendapat balasan surga dengan segala kenikmatannya. Itu pulalah yang dicontohkan oleh Rasulullah kepada kita ketika beliau mendidik para sahabat.
6. Sediakan Waktu untuk Makan Bersama Anak
Rasulullah Saw. senantiasa menyempatkan untuk makan bersama anak-anak. Cara tersebut akan mempererat keterikatan batin antara orangtua dan anaknya. Dengan begitu kita dapat meluruskan kembali berbagai kekeliruan yang mereka lakukan melalui dialog terbuka dan diskusi. Alangkah baiknya jika ibu dan bapak berkumpul dengan anak-anak ketika makan bersama sehingga mereka merasakan pentingnya peran kedua orangtuanya. Hal ini juga dapat mempermudah meresapnya segala nasihat tentang perilaku, keimanan, atau pendidikan.
7. Mendidik dengan Reward/Hadiah
Memberi hadiah adalah salah satu penghargaan yang dapat melunakkan hati anak sehingga mereka akan bersimpati kepada kita dan akhirnya mau melaksanakan nasihat yang kita berikan. Namun perlu diingat, tidak semua perbuatan baik anak harus dihargai dengan materi. Lakukan reward yang bervariasi, bisa dengan pujian, ciuman, belaian, uang, dan lain-lain.
8. Memilih Sekolah yang Islami
Saat anak menginjak usia sekolah, orangtua berperan dalam memilihkan sekolah, mengajarkan Al-Quran, mengembangkan pola pikir anak, memberikan data dan ilmu semaksimal mungkin. Meski anak sudah mulai sekolah (mendapatkan ilmu di sekolah), orangtua hendaklah selalu belajar tentang pendidikan anak karena semakin bertambah usia anak, maka akan semakin kompleks pula problem (pendidikan anak) yang harus kita hadapi.
9. Mendidik dengan Hukuman
Cara ini boleh dilakukan jika cara-cara di atas tidak berhasil. Memang di dalam Islam, menghukum diperbolehkan selama tidak berlebihan seperti sampai menyebabkan luka. Hukuman tersebut usahakan menimbulkan efek jera kepada anak agar ia tidak mengulangi perbuatannya. Akan tetapi harus diperhatikan adab-adabnya, jangan sampai berlebihan yang akhirnya akan membuat anak menjadi dendam.
10. Memahami Keadaan Anak Secara Baik dan Menggunakan Metode yang Tepat
Setiap anak memiliki karakter dan pribadi yang berbeda walaupun berasal dari orangtua yang sama. Cari metode yang tepat dan jitu sehingga anak dapat diarahkan dengan lebih mudah.


hindari pergaulan bebas santri
Senin Nopember 28th 2011, 9:38 am
Diarsipkan di bawah: Uncategorized
Pendidikan Budi Pekerti di Pontren Raudlatul Huffaz Kediri .PENDIDIKAN di pondok pesantren tak hanya menekankan pengajaran agama. Pengetahuan umum juga diajarkan kepada para santrinya. Kalangan orangtua umumnya ingin putra-putri mereka tak hanya memiliki pengethuan agama, juga pengetahuan umum.
Hal itu terungkap dari perbincangan dengan pengelola Pondok Pesantren (Pontren) Al-Quran Raudlatul Huffadz di Kediri, Tabanan. Menurut pendiri dan pimpinannya, K.H. Noor Hadi, banyak orangtua santri menaruh harapan kepada pontrennya untuk mendidik putra-putri mereka menjadi anak cerdas sekaligus berakhlak baik. Pontren ini menekankan pengajaran sinergi sistem pendidikan formal yang menekankan muatan pengetahuan umum dan sistem pendidikan berbasis agama. Gambaran ini amat terasa di tengah suasana percakapan wartawati Koran Tokoh dan K.H. Noor Hadi pekan lalu di pontrennya. Saat itu terdengar suara pengajian sebagian santrinya. Santri lainnya asyik berolahraga. Suasana belajar amat terasa di pontren yang berdiri tahun 1980 ini.
Kami mencoba menciptakan kehidupan bermasyarakat dalam lingkungan pontren. Anak didik tak hanya belajar teori, mereka bisa mempraktikkan langsung apa yang kami ajarkan dalam kehidupan sehari-hari. Ini bekal berharga sebelum mereka kelak mempraktikkannya dalam kehidupan masyarakat luas, jelasnya.
Menurut K.H. Noor Hadi, pihaknya mengharuskan tiap santri tinggal di lingkungan pontren. Pihak pengurus tak mengizinkan santrinya hanya belajar kemudian pulang. Cara ini lebih mudah membina karakter anak, terutama budi pekerti mereka. Jika bertempat tinggal di pontren para santri dididik mandiri, bertanggung jawab, serta dapat berlatih bekerja sama dengan orang lain, katanya.
Kalangan orangtua tak perlu khawatir jika memiliki anak perempuan dan ingin menempuh pendidikan di pontren ini. Pasalnya, tempat tidur santriwati dibuat terpisah jauh dari santriwan. Para santri juga dilarang keluar area pontren tanpa alasan yang masuk akal. Hal itu untuk menghindari pergaulan bebas, kata KH. Noor Hadi.
Jika para santri ingin belajar teknologi informasi, pontren telah menyediakannya. Siswa juga bisa mengembangkan minat dan bakat mereka lewat kegiatan ekstrakurikuler, antara lain bela diri, senam santri, seni hadrah, dan kaligrafi.
K.H. Noor Hadi menjelaskan, pontren ini menerapkan tiga jenjang pendidikan formal, yakni madrasah ibtidaiyah yang setingkat SD, madrasah tsanawiyah yang setara SMP, dan madrasah aliyah yang sederajat SMA. Ciri khas lainnya, pontren ini mendidik dan mengajarkan santrinya menghafal ayat-ayat suci Alquran.

tips mengelola sosial santri bagi para pengurus

tIPS BAGAIMANA MENGELOLA KONFLIK
Hampir semua santri pernah merasakan konflik dengan temannya, konflik itu bentuknya bisa macam – macam, ada yang hanya beda pendapat, saling marahan hingga perkelahian yang melibatkan fisik. Jadi, hampir tidak ada santri yang terbebas dari konflik Pengalaman konflik akan terus berulang meskipun kita tidak menyukainya. Dari pengalaman inilah kemudian para santri akan mempunyai bekal untuk menghadapi konfik dimasa yang akan datang. Konflik menjadi tidak baik manakala mereka tidak bisa mengelola konflik tersebut, apalagi bila orang tua terlalu ikut campur dalam menyelesaikannya, akhirnya mereka tidak belajar apapun dari konflik yang terjadi. Mereka tidak terlatih untuk menghadapi konflik dan menyelesaikannya sendiri.Disini butuh peran serta asatidzah dan orang tua agar santri bisa mengelola konflik yang terjadi diantara mereka.Dengan kita membantu mengelola konflik maka kita mengajarkan kepada mereka bagaimana mengelola kehidupan.
Hal yang Bisa Asatidzah dan Orang Tua Lakukan
  • Ingatkan mereka bahwa Allah menjadikan hikmah atas sesuatu yang terjadi menimpa kita, termasuk diantaranya adalah konflik ini.
  • kita bantu mereka untuk menghilangkan sifat-sifat jelek yang ada dalam dirinya, yang akhirnya dirinya akan mampu menyesuaikan sifat-sifat yang ada sehingga bisa bergaul dengan temannya dan lebih mampu untuk mengelola dirinya.
  • Ajak mereka untuk berlatih agar dapat mengendalikan amarah dan emosinya.
  • Munculkan  kesadaran bahwasanya untuk menyelesaikan masalah tidak harus selalu dengan kekerasan.
  • Ingatkan mereka akan hal – hal yang telah mereka pelajari berkaitan tentang persaudaraan islam, tentang hak dan kewajiban dan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan , serta jeleknya berpecah belah.
  • Sampaikan tentang keutamaan sabar dan memberi maaf atas kesalahan orang lain.

Tips sukses memondokkan anak ke pesantren


            Santri adalah aset yang sangat berharga yang di milki oleh bangsa Indonesia, santri adalah manusia-manusia yang haus akan ilmu agama, dan pesantren adalah tempat menimba ilmunya. Pesantren dan santri, itu adalah dua hal yang harus saling berkaitan, karena kedua-duanya sudah ada sejak Indonesia belum merdeka, karena kedua nya ( kyai-kyainya ) ikut berperan dalam memerangi penjajah, dalam menggapai indonesia menuju sebuah kemerdekaan.
Right....
Sampai sekarang keberadaan santri tetap ada, bahkan di ikuti jumlah pesantren yang dari waktu ke waktu makin bertambah. Sudah ribuan pesantren terhampar di bumi pertiwi Indonesia.
Dan ini tips-tips agar santri menjadi cepat betah.
Pertama, si santri baru harus terus menerus di do’akan oleh kedua orang tuanya, tidak Cuma di kirimi dengan uang yang banyak. Karena bisa di bilang kekuatan do’a lebih kuat dari pada kekuatan uang.
Kedua, bagi orang tua, hendaknya menyerahkan santri baru itu kepada santri yang lebih senior agar awal-awal perjalanan hidupnya di pesantren ada bimbingan, agar permasalahan yang ada bisa langsung di tangani. Itu harus di lakukan oleh wali santri. Kalau perlu berikan nomor telepon yang bisa di hubungi pada santri senior. Atau paling tidak wali santri meminta nomor telepon ustad, lalu dari rumah orang tua bisa mengontrol perkembangan si anak dari rumah melalu ustad senior yang bisa di hubungi.
Ketiga, tanpa melibatkan orang tua, hendaknya santri baru harus aktif, harus pandai bergaul. Tidak usah malu, tidak usah sering menyendiri, atau kalau kebetulan di gojloki jangan cepat marah, jangan mutung bahasa jawanya, karena itu Cuma canda khas pesantren. Jika ada masalah, hubungi santri senior atau seorang ustad, sekali lagi jangan malu-malu. Karena jika itu semua tidak di lakukan, resiko tidak betah tak terhindarkan. Dan jangan sampai menyalahkan santri senior, itu kesalahan santri baru sendiri yang tidak mau bergaul.
Ketiga, tanpa melibatkan orang tua, hendaknya para santri tidak usah terlalu pelit. Jika ada makanan, tidak perlu di simpan di dalam lemari, biarkan saja di atas lemari, atau di makan bersama-sama. Karena jika pelit, jangan heran jika santri itu menjadi gunjingan santri lain.
Ke empat, perbanyaklah ngaji dan ibadah-ibadah lainnya. Karena pesantren adalah salah satu tempat yang cocok untuk beribadah kapan saja waktunya.
Ke lima, santri harus mendo’akan kedua orang tuanya. Begitu pun sebaliknya.
 Ke enam, bagi yang terpaksa jadi santri, orang tua harus ekstra mendo’akan. Dan terus memotivasi agar belajar keras.
Ke tujuh, hendaknya santri itu tidak terlalu di pusingkan masa depan sampai-sampai menjadi beban. Santri tidak usah stress memikirkan ke depannya jadi apa. Jalani saja yang sekarang, pasti ada hikmahnya.
Ke depalan, ini untuk ibunya santri, hendaknya tidak usah terlalu menangisi dengan kepergian anak di sisi anda. Ini kejadian yang sudah umum di pesantren. Sudah banyak ibu yang sampai-sampai menangis tak tega melihat anaknya jauh dari rantau, jauh dari rumah. Tetap mendo’akan saja, tetap beribadah saja. Dan pasrahkan semuanya pada Allah, yakinlah bahwa kyai pesantren, ustad pesantren, dan santri senior akan menjaga si santri baru dengan sepenuh penjagaan.
Terakhir, sekedar saran bagi wali santri, hendaknya tidak usah terlalu memanjakan si santri. Sebelumnya ini mohon maaf, hendaknya jika mengirim uang pada santri tidak usah terlalu banyak, secukupnya saja. Khawatirnya jika sudah terbiasa mendapat kiriman banyak ( melebihi santri lain), dia akan berontak atau merasa kurang ketika mendapat kiriman sedikit, padahal kiriman sedikit itu kiriman yang biasa atau wajar bagi ukuran santri lain. Khawatirnya lagi, jika terbiasa kiriman banyak, tirakatnya kurang, besar potensi adanya pemborosan, bahkan potensi hutang karena menganggap hutangnya bisa di kembalikan dengan alasan dapat kiriman banyak. Kesimpulannya lagi, perbanyak do’a pada si santri, perbanyak ibadah dan tirakat dari orang tua khusus si santri. Dan masalah keuangan secukupnya saja, menyesuaikan kebutuhan yang standar, yang wajar dengan jajaran santri lain.
Mungkin itu saja menutur pandangan pemikiran saya. Jika ada yang lurang mohon di tambahi, jika ada yang kurang berkenan mohon maaf sebesar-besarnya.
SALAM SANTRI !!!!

tips agar betah di pondok pesantren

Aalhammdulillah sekarang saya mau memberikann Tips Cara Agar Kerasan Di Pondok Pesantren, Bagi Antum yang ingin mengarungi lautan ilmu  di Pondok Pesantren, entah itu Pondok Salaf Atau Modern.
atau bagi Antum yang saat ini lagi Mondok dan merasakan ada sesuatu yang membuat Antum galau.
berikut saya mau berikan Tipsnya, bukan bermakud apa-apa hanya berbagi lewat Pegalaman Pribadi maupun Pengalaman  para Sohib ane selama nyantri di Pondok Pesantren.

Agar Betah dipesantren



Pertama Perasaan Tidak krasan atau sejenisnya itu di sebabkan karena NIAT.... coba Antum tata ulang "Refresh" Ulang Niat Antum.. Kuatkan Iman dan Ketaqwaan juga harus bersinergi menjadi satu. Agar tidak mudahh tergoyahkan olehh nafsu.. Karena Segala sesuatu itu tergantung Niatnya....!

Kedua mungkin sebabkan dari keridhoan para Orang Tua antum, Guru-guru, Saudara dan temen--temen Anttum di kampung halaman...? jika  Antum punya salah minta maaflah Terutama kepada ORTU dan GURU. mungkin sebelum kepesantren Antum pernah membuat orang-orang diatas Jengkel dengan tingkah laku kita.. karena itu  masalah diatas merupakan salah satu sebab yang kurang diperhatikan oleh para penuntut ilmu.

cara agar krasan


Ketiga secara realita kehidupan dipesantren menuntut kita agar berjiwa Sosialisme,  maksud saya waktu pertama Antum masuk ke pesantren,, Hari-hari pertama biasanya anda akan mengalamiinya.. yaitu perasaan belum bisa adaptasi dengan lingkungan di Pondok Pesantren.
Nahh... untuk hari-hari pertama jangan biasakn menyendiri, sering-seringlah berkumpul dengan teman-teman sekamar atauu lainya, Jika Antum sering meenyendiri maka akan  muncul berbagai perasaan yang membuat  kita gelisah, Seperti masih teringat wajah Orang Tua kita , Saudara kita, temen kita , bahkan sampai  wajah seseorang yanng kita Sayangi (Pacar) masih kita ingat-ingat... (heheheh.. pengalaman penulis iini... :)) ).
Tapi kalau Antum sering menyibukkaan diri dengan cara apa saja yanag bermanafaat. asti perasaan tersebut suuli uuntuk menggoda kita.

cara agar krasan


Keempat , kalau yang ini sangat wajib dilaksanakan yaaitu berdo'a, karena  sangat mustahil kita bisa masuk kesuatu Majelis yang penuh dengan keberkahan didalamnya kalau bukan Hidayah dan Inayah Allah SWT. Dengan selalu Istiqomah berdo'a unntk minta di beri kemudahan dalam  menututt Ilmu. karena menginginkan keridhoaan Sang Maha Kuasa.

cara agar krasan


Sekian tulisan  tentang Cara Agar Kerasan Di Pondok Pesantren yang sangat sederhana dan sedikit ini,  guna  untuk memberi MOTIVASI kepada para penutut ilmu agar selalu bisa mengalahkan prasangka-prasangka dari bisikkan setan. dan selau Istiqomah dalam jalan yang dittempuhya. "Allah Akan memudahkan jalan menuju Surga bagi merreka yang mau berjuang di Jalan Allah." 

Dan semoga kita  semua selalu diberi kemudahan daam berjuang dijalan-Nya..

Jika terdapat tulisan atau kata-kata yang salah Saya mohon maaf  yang sebesar-besarnya, karena saya juga seorang santri yang seperjuangan dengan Antum,  dan ingin belajar dan terus belajar..  ^_^

pesantren al i"thisom wonosari

berikut gambaran tentang pondok pesantren al 'ithisom karawang:

Pondok Pesantren Al I’tisham

1. Nama Pondok : AL-I’TISHAM
2. Piagam Pendirian : NO. D 9794
3. Tanggal Pendirian : 21 Juli 1996
4. Alamat kantor : Gg.Wijayakusuma 140 Kepek I kepek Wonosari Gunungkidul Kode Pos 55813
Telp (0274) 7486796, Pondok Putri Al I’tishom, Dusun.Banaran, Playen, Gunungkidul
5. Mudir / Pimpinan  : Ustadz Said Syamsul Huda
Yayasan Penyelenggara :
Nama : Yayasan Al-I’tisham Al Islamy
Akte Notaris : Ny.Koesharyati Tito,SH, No.002/1996 Tanggal 10 April 1996.
Klasifikasi : Terdaftar
Bangunan Pondok : Milik Sendiri.
Jarak ke pusat Kecamatan : 1 (satu) km.
Jarak Ke pusat Otoda : 1 (satu) km.
Sejarah Singkat
Pondok Al-I’tisham Wonosari berdiri pada tahun 1996 berawal dari keprihatinan Bapak Toharudin.BA (Beliau adalah pegawai Penyuluh Agama di lingkungan Depag Kab. Gunungkidul aktif berdakwah di pelosok-pelosok desa di Gunungkidul, Beliau juga pengurus Organisasi Muhammadiyah) Keprihatinan beliau terhadap maraknya kegiatan kristenisasi di berbagai pelosok desa di Gunungkidul yang mengakibatkan banyaknya kaum muslimin yang murtad dari agamanya dengan sebab iming-iming bantuan sembako, ternak, beasiswa oleh misionaris. Juga keprihatinan beliau bahwa banyaknya warga di pelosok Gunungkidul yang masih belum mengenal agama Islam dengan baik bahkan belum memiliki agama sekalipun yang terlihat dari KTP (Kartu tanda penduduk) mereka, pada keterangan Agama : – (strip) alias belum beragama. Selain itu prihatin terhadap perhatian lembaga-lembaga Islam terhadap kegiatan dakwah di Gunungkidul masih sangat minim.
Atas dasar hal tersebut Bapak Toharudin bersama keluarga membentuk Yayasan Al-i’tisham dengan amal usaha mendirikan Pondok pesantren & MTs Al-I’tisham yang di dukung oleh 15 anak-anaknya pada tahun 1996.
Dengan bekal niat ikhlas dan kebulatan tekad untuk berdakwah di jalan Allah melalui lembaga pendidikan tersebut direkrutlah anak-anak di berbagai pelosok desa di Gunungkidul khususnya di wilayah-wilayah rawan kristenisasi, untuk diberikan beasiswa pendidikan gratis tanpa biaya untuk sekolah dan belajar agama di pondok pesantren Al-I’tisham. Diharapkan dari program tersebut lahirlah tunas-tunas Mujahid dakwah di berbagai pelosok Gunungkidul yang sanggup untuk menghadang laju missionaris dan berdakwah di tengah masyarakat.

Amal Usaha Pendidikan
  • Madrasah Salafiah ‘Ula
  • Pondok Pesantren Putra Al I’tishom
  • Pondok Tahfidzul Qur’an Putri
  • Madrasah Tsanawiyah Al I’tishom
Latar Belakang Pendirian
  • Banyaknya anak putus sekolah akibat kondisi ekonomi.
  • Semakin banyak anak terlantar tak terbina.
  • Meningkatnya kenakalan remaja
  • Merajalelanya penyalahgunaan Narkoba.
  • Jauhnya masyarakat dari nilai-nilai ajaran Islam terutama generasi muda.
Visi Misi Pondok Pesantren
a. VISI
“Menjadi Lembaga Pendidikan yang Profesional,Unggul,mandiri dan terpercaya serta memberikan pelayanan optimal dalam pengkajian Islam sesuai manhaj Ahlussunnah wal jama’ah.”
b. MISI
  1. mendidik siswa/santri dengan ilmu syar’I yang berlandaskan Al Qur’an dan Assunnah Asshohihah dengan mengikuti manhaj Ahlu Sunnah Wal Jama’ah.
  2. Membentuk Generasi Islam yang berakhlaq mulia,Mandiri,giat bekerja,tanggap terhadap lingkungan dan istiqomah terhadap agamanya.
  3. Membentuk generasi yang berpendidikan, gemar belajar dan siap berdakwah di tengah-tengah masyarakat.
  4. Menjadi lembaga pendidikan islam yang dipercaya,amanah dan bermanfaat bagi umat

Tujuan Pendirian
  • Mendidik santri dg ilmu syar’i dengan dasar Al Qur’an dan Assunnah sesuai dengan manhaj Ahlu Sunnah Wal Jama’ah
  • Berusaha menjawab Problemantika umat terhadap krisis Aqidah,Moral,dan akhlaq dikalangan generasi muda dan pelajar islam
  • Menciptakan generasi Muslim berpendidikan yang siap menghadapi problemantika kehidupan.
  • Membekali Santri dengan ilmu-ilmu yang bermanfaat bagi mereka dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Kepengurusan

SUSUNAN PENGURUS PONDOK PESANTREN AL-I’TISHAM
WONOSARI GUNUNGKIDUL D.I. YOGYAKARTA
PERIODE 2014 – 2019

Pimpinan Pesantren           : Said Syamsul Huda
Wakil                                      : Mustofa Jaryono
Sekretaris                              : 1. Agus Eko Wahyono, S. Pd.I
2. Gunarto,S.Pd.I
Bendahara                            : 1. Syarif Hidayatullah,S.Pd.I
2. Fathimah Amatullah

Lajnah Pendidikan
  1. Luqman Irfangiata Nugraha,BA
  2. Ridwan Mauludin,S.Pd.I
  3. Mufidah
  4. Ashma’ Khoirunnisa,S.Fil.I
  5. Fathiyah Ari Astuti
Lajnah Kesantrian
  1. Kholid Jaryanto
  2. Syu’aib,S.Pd.I
  3. Slamet Nur Raharja,S.Pd.I
  4. Fathimah Budi Arsanti
  5. Kholidah Sudarmi
  6. Nafi’ah Sri Wahyuni
Lajnah Kerumah Tanggaan
  1. Said Syamsul Huda
  2. Edi Sutri
  3. Husein Sumanto
  4. Giyanto
  5. Yanti
  6. Heriyanto
  7. Fathimah Amatullah
  8. Uswatun Hasanah
Lajnah Dakwah
  1. Musthofa Jaryono
  2. Muhammad Jihad
  3. Abdul Wahid
  4. Rohmat Widiyanto,S.Pd.I
  5. Ainun Ni’mah
  6. Halimah Dwi Nur Handayani
Lajnah Perekonomian
  1. Maryanto
  2. Didik Setiawan
  3. Husain Al Bustomi
  4. Hafidz Raga
  5. Muthmainah Sudarsih
  6. Sakinah
Lajnah Hubungan Masyarakat
  1. Abu Hanif Sutrisno
  2. Muhammad Suprapto,S.Pd.I
  3. Kurniawan Affendi

pesantren al ukhuwah sukoharjo

berikut gambaran tentang pondok pesantren al ukhuwah sukoharjo:

1. VISI, MISI & NILAI

  • VISI     :

  1. Terwujudnya generasi muslim yang memahami ilmu syar’i dan mampu mengamalkannya serta mendakwahkannya sesuai metode yang benar.
  • MISI    :   

  1. Menyelenggarakan pendidikan berbasis pondok pesantren.
  2. Menyiapkan sarana dan sumber daya manusia yang berkompeten dalam dakwah.
  3. Melaksanakan kegiatan dakwah dan sosial kemasyarakatan.
  • NILAI-NILAI    :        

  1. Mengajak umat untuk kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah yang shahih dengan pemahaman salafus shalih dan hidup islami sesuai dengan manhaj Ahlussunnah wal jama’ah.
  2. Menerapkan pola pendidikan Islam yang bertitik tekan pada tasfiyah dan tarbiyah.
  3. Bekerja sama dengan masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan yang berkwalitas

2. SEJARAH

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Ukhuwah Sukoharjo

Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo diselenggarakan oleh Yayasan Pendidikan Al Ukhuwah Sukoharjo sejak tahun 2002 di atas tanah wakaf dan dibangun dengan bantuan dari Idaaroh Al Masaajid wal Masyaari’il Khoiriyyah, Unaizah – Saudi Arabia.
Tahap pertama terdiri atas sebuah masjid, dua lokal kantor, enam lokal kelas dan lima lokal asrama beserta sarana & prasarananya. Pondok Pesantren Al Ukhuwah Sukoharjo mengawali program kegiatannya dengan menyelenggarakan program Madrasah Salafiyah Ula (SD) & I’dad Du’at (Kaderisasi Da’i) dan I’dad Muhafizhah (Penghafal Al Quran Khusus Putri)
Pada tahap berikutnya, walhamdulillah Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo mendapatkan kepercayaan dari para masyarakat untuk menyelenggarakan program : Madrasah Salafiyah Wustha (SLTP), Takhasus Bahasa Arab & Madrasah ‘Aliyah (MA)
Selain itu, Yayasan Pendidikan Al-Ukhuwah Sukoharjo juga menyelenggarakan program da’wah melalui penyelenggaraan kajian, daurah, buletin Al-Minhaj, buku gratis, Radio SQ-ABROR 107,6 FM, InsanTV Solo, Pembinaan Taman Pendidikan Al-Quran, dan program-program lainnya.

 3. PENGURUS & STAFF

PENGURUS PONDOK PESANTREN AL-UKHUWAH

Mudir Wakil Mudir
Masul ID (Kaderisasi Da’i)
Masul IM (Tahfizh Al Quran)
Masul MA (SLTA)
Masul TBA (Bahasa Arab)
Masul MSW (SLTP)
Masul MSU (SD)
Masul RA
Masul Tahfizh Al Quran
Masul Bahasa Arab
Masul Kurikulum
Masul Kesantrian Pa
Masul Kesantrian Pi
Masul Sarana & Prasarana
Masul Dakwah
: Ust. Aris Sugiyantoro : Ust. Abdurrochim Triyono
: Ust. Kholid Syamhudi, Lc
: Ust. Ahmad Khaidir, Lc
: Ust. Agus Susehno, Lc
: Ust. Ismail Margam, Lc.
: Ust. Dwi Rochmadi, S.Pd.
: Ust. Agus Santoso, MPI.
: Ummu Raihanah
: Ust. Sabilul Muhtadin, Lc
: Ust. Agus Susehno, Lc
: Ust. Iqbal M.Pd.
: Ust. Abdurrahman, SS
: Ust. Abdurrahman Ahmad
: Drs. Muhammad Syahli
: Ust. Suharno

STAFF PENGAJAR:

Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo memiliki staff pengajar yang berpendidikan & berpengalaman di bidangnya:
  • Murid Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin, Unaizah, Saudi Arabia
  • Alumni Universitas Islam Madinah, Saudi Arabia
  • Alumni Universitas Islam Al Azhar, Mesir
  • Alumni Universitas dalam negeri seperti: UNS, UMS, Univet Bantara dll.
  • Hafidz & hafidzhoh
  • Alumni Pondok Pesantren Al-Ukhuwah dan Pondok Pesantren lainnya

4. FASILITAS

Sarana & Prasarana
Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo  terus melakukan pengembangan dan perkembangan serta terus berusaha mengadakan sarana & prasarana yang memadahi bagi para santri Pondok Pesantren ini, diantara fasilitas yang saat ini dimiliki oleh Pondok Pesantren Al-Ukhuwah antara lain :
No Sarana dan Prasaran Jml Keterangan
1 Ruang Kelas 39 Meja, kursi, papan tulis
2 Ruang Asrama 54 Tampat, tidur dan almari
3 Perpustakaan 2 Arab dan Indonesia
4 Laboratorium Bahasa 1 40 unit
5 Laboratorium Komputer 1 8 unit PC, LAN
6 Perlengkapan Tata Busana 1 10 mesin jahit
7 Perlengkapan Tata Boga 1 1 set
8 Ruang Kesehatan Poskestren 1 Tempat tidur, meja kursi, alat kesehatan dan obat-obatan

:


5. KONTAK KAMI


Lihat Pondok Pesantren Al-Ukhuwah di peta yang lebih besar

Situs Resmi Pondok Pesantren Al-Ukhuwah Sukoharjo
Alamat Ponpes Al-Ukhuwah:
Mranggen RT. 03/III, Joho, Sukoharjo (57513)
Jawa Tenggah – Indonesia
Telephone : (0271) 590448

Senin, 14 Juli 2014

about us

The aim is to create a mass-movement of ordinary Muslims giving dawah as individuals and in teams across the country.
Mission Dawah will either partner with or develop teams of local, trained volunteers whose activities will be coordinated by more advanced local team leaders. This will be achieved by taking them through a series of training programmes, alongside additional support with practical tool-kits on giving dawah, and further support in physical, financial and human resources. These local teams will be developed nationwide, and will come to form a vast network.


A new-Muslim support network that offers Islamic education and social support through local communities.
Muslim Now has been created to ensure that every new Muslim enjoys the best experience of Islam. We aim to provide support to anyone accepting Islam to ensure that they are surrounded with a caring community to help them and make the transition as easy as possible so that they can build a solid understanding of the foundations of Islam.


An independent platform that seeks to build a bridge of understanding and discussion between Western and Islamic thinkers.
It is a unique platform, offering to bring together opposing views and intends to serve as a space for all shades of religious thought and philosophy. We believe that outdated clichés, from both sides, need to be transcended with a nuanced discussion. A fresh objective platform has now come of age, where the world's thinkers can take a journey through the minds of Western and Islamic thought. We believe this is a much needed window of opportunity within a polarised post-modern world to facilitate the emergence of new voices of requisite reason.


A website and production house aimed at producing information on Islam for non-Muslims.
Printing Dawah Materials
One Reason is looking at doing further print runs of its very popular materials. These are listed below.
  • Another View - An audio lecture CD that discusses the reasonable and rational basis of Islam – by Abdurraheem Green
  • The Man in the Red Underpants – A book articulating the logical and rational foundations of Islam
  • Qur'an: A Short Journey - A thematic selection of verses from the Qur'an
One Reason is also looking at producing further materials.